MACAN DAHAN

 

Bio-ekologi Macan Dahan Kalimantan

Taksonomi

Macan dahan atau yang dikenal juga dengan clouded leopard mempunyai sejarah taksonomi yang hanya terdiri atas satu spesies yaitu Neofelis nebulosa. Akan tetapi, spesies tersebut terbagi ke dalam beberapa sub spesies, yaitu Neofelis nebulosa brachyurus yang memiliki daerah persebaran di Taiwan, Neofelis nebulosa diardi dengan daerah persebaran Sumatra, Kalimantan dan Jawa, Neofelis nebulosa macrosceloides dengan daerah persebaran Nepal menuju Myanmar, serta Neofelis nebulosa nebulosa yang tersebar pada China bagian Selatan menuju Myanmar bagian Timur. Selanjutnya, beberapa ilmuwan menduga bahwa individu macan dahan yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Sumatra merupakan spesies yang terpisah dari individu macan dahan asia (Neofelis nebulosa). Oleh karena itu, analisis genetik terhadap kedua spesimen macan dahan dilakukan oleh ilmuwan dan disimpulkan pada tahun 2006 bahwa kedua individu merupakan dua (2) spesies yang berbeda, yaitu Neofelis nebulosa yang tersebar di daratan Asia termasuk Cina bagian Selatan, Taiwan beserta Hainan dan Neofelis diardi yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Sumatra.

Menurut Hearn dkk. (2008) macan dahan kalimantan (Neofelis diardi borneensis, Cuvier 1823) memiliki susunan taksonomi sebagai berikut;

Kingdom               : Animalia

Filum                     : Chordata

Class                      : Mamalia

Ordo                      : Karnivora

Famili                    : Felidae

Subfamili              : Pantherinae

Genus                    : Neofelis

Spesies                  : Neofelis diardi

Nama Binomial    : Neofelis diardi, G. Cuvier 1823

Sub Spesies           : Neofelis diardi diardi

                                 Neofelis diardi borneensis

Sinonim                 : Felis diardi

                                 Felis macrocelis

                                 Felis nebulosa diardi

Nama Asing          : Inggris          :   Sunda clouded leopard

                                                         Sundaland clouded leopard

                                                         Borneon clouded leopard

                                                         Sunda islands clouded leopard

                                                         Enkuli clouded leopard

Nama Lokal           : Macan dahan

                                 Harimau dahan

 


Morfologi

Macan dahan merupakan keluarga kucing besar yang mempunyai ukuran terkecil dari seluruh spesies yang termasuk sebagai keluarga kucing besar (Pantherinae). Akan tetapi, apabila ditinjau berdasarkan ukuran tubuh seluruh spesies yang termasuk keluarga felidae, maka macan dahan merupakan spesies yang berukuran sedang. Secara umum macan dahan adalah satwa karnivora yang mempunyai nilai estetika yang tinggi karena keunikan dan kharisma yang terpancar dari corak loreng yang berbentuk menyerupai awan. Selain itu, bagian punggung atau leher belakang macan dahan terdapat belang yang mengarah secara horizontal, serta mempunyai ekor yang panjang dengan ukuran yang hampir serupa dengan ukuran panjang tubuh kepala-badan dan diselimuti dengan rambut yang tebal. Ekor mempunyai fungsi yang sangat vital dalam mendukung aktivitas secara arboreal karena ekor mampu menyeimbangkan tubuh macan dahan. Bagian ekor macan dahan mempunyai belang melingkar yang berbentuk menyerupai ring atau gelang.

Tubuh macan dahan mempunyai warna yang bervariasi yakni kuning tua, coklat terang hingga perak keabu-abuan yang merupakan ciri dari setiap sub spesies Neofelis nebulosa. Macan dahan mempunyai kaki yang relatif pendek dibandingkan spesies yang berasal dari subfamili Pantherinae dan permukaan tapak yang lebih lebar sehingga terkesan bertubuh gempal. Selain itu, pergelangan sendi kaki belakang macan dahan relatif lentur yang merupakan hasil adaptasi supaya mampu bergerak dengan mudah di antara tajuk yang ada. Morfologi yang dimillki macan dahan mendukung pergerakan dalam memanjat untuk memperoleh mangsa yang berada di bagian tajuk atas maupun bergerak turun  dari atas tajuk dengan posisi kepala-badan. Bahkan, macan dahan mempunyai kemampuan untuk bergelantungan menggunakan kaki bagian belakang seperti halnya bangsa primata. Selain itu, macan dahan terkenal mempunyai ukuran taring yang sangat besar dibandingkan dengan spesies lain dari keluarga felidae.

Secara morfologi Neofelis diardi berbeda dengan Neofelis nebulosa yakni Neofelis diardi mempunyai belang yang berbentuk awan (cloud marking) lebih kecil, rambut tubuh yang berwarna lebih keabuan, sepasang belang garis melintang (double stripe) yang berada pada bagian dorsal, dan secara umum warna tubuhnya lebih gelap dibandingkan dengan Neofelis nebulosa. Sedangkan Neofelis nebulosa mempunyai cloud marking yang berukuran lebih besar, warna kulit yang lebih terang, terdapat tutul di dalam cloud marking, dan sepasang belang yang terpisah (partial double stripe) pada bagian dorsal. Beberapa acuan terkait dengan ukuran tubuh dan taring macan dahan dewasa disajikan pada tabel 1.

 

        Tabel 1 Ukuran tubuh dan taring macan dahan dewasa

Sumber Acuan

Panjang Tubuh (cm)

Taring (cm)

Berat Tubuh (kg)

(Fletchall 2000)

130 – 200

3,8 – 4,5

11 – 20

(Feng and Jutzeler 2010)

70 – 108

± 4

16 – 32

(Srivastav and Nigam 2009)

80 – 90

3,8 – 4,5

11 – 20

Panjang ekor macan dahan mampu tumbuh mencapai ukuran yang sama dengan panjang tubuhnya. Ukuran panjang ekor macan dahan berkisar 55 – 91,5 cm, sedangkan tinggi macan dahan terhitung mencapai 25 – 40 cm (Hancock 2012). Ukuran tubuh macan dahan jantan cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin betina.

 

Habitat

Secara umum kehidupan macan dahan di habitat alam sangat berhubungan dengan keberadaan hutan hujan tropis primer. Macan dahan hidup secara arboreal di tajuk-tajuk pohon yang berada di hutan primer. Selain itu, macan dahan tercatat ditemukan pada kedalaman hutan. Meskipun, macan dahan juga mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan tipe habitat lain seperti hutan sekunder, hutan bekas tebangan, hutan kerangas, hutan rawa beserta mangrove dan pantai, habitat padang rumput maupun semak belukar, bahkan hutan konifer. Macan dahan juga mampu hidup di habitat hingga ketinggian 1.450 mdpl seperti di Himalaya yang tercatat keberadaan macan dahan, bahkan hingga ketinggian 3.000.mdpl di daerah India (Fletchall 2000 dan Chiang 2007).

Hancock (2012) dan Hearn et al. (2008) mengatakan bahwa Neofelis diardi yeng tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan hidup di hutan dataran rendah hingga pegunungan dan wilayah berbukit. Neofelis diardi yang hidup di Pulau Sumatra tercatat lebih memiliki kelimpahan yang tinggi pada wilayah yang berbukit terlebih wilayah-wilayah yang terjal karena di Sumatra terdapat predator yang berukuran lebih besar dari Neofelis diardi yakni harimau sumatra. Sedangkan, Neofelis diardi yang tersebar di Pulau Kalimantan mampu hidup di habitat dataran rendah hingga wilayah dengan ketinggian mencapai 1500 mdpl.

 

Perilaku

Neofelis diardi diindikasikan mempunyai perilaku yang serupa dengan spesies lain dari subfamili Pantherinae yakni hidup secara soliter, kecuali selama musim kawin dan masa pemeliharaan anak. Selain itu, spesies tersebut merupakan satwa yang hidup secara nokturnal, akan tetapi juga mampu aktif pada waktu diurnal (Hancock 2012). Secara umum macan dahan (Neofelis nebulosa) hidup secara nokturnal, meskipun terkadang tercatat melakukan aktivitas feeding dan traveling pada waktu diurnal sehingga tak jarang macan dahan disebut sebagai satwa crepuscular. Pola aktivitas tersebut sangat berhubungan dengan kondisi mangsa yang ada  (chiang 2007; Feng and Jutzeler 2010).

Secara umum macan dahan (Neofelis nebulosa) mempunyai kemampuan yang sangat baik sebagai satwa arboreal, namun macan dahan juga dapat hidup secara terestrial. Kemampuan macan dahan sebagai satwa arboreal diperoleh melalui hasil adaptasi morfologi  tubuhnya. Oleh karena itu, macan dahan mempunyai tingkat kemampuan yang sama baik dalam memperoleh mangsa yang ada di puncak pohon atau tajuk atas maupun yang hidup pada bagian terestrial. Bahkan, spesies tersebut mampu menerkam mangsa yang sedang berada di terestrial ketika macan dahan tersebut berada di tajuk atas atau cabang pepohonan. Macan dahan tercatat mampu melakukan aktivitas makan dengan posisi menggelantungkan tubuhnya di cabang pepohonan. Hasil studi terhadap macan dahan yang tersebar di habitat Kalimantan (Neofelis diardi borneensis) dijelaskan bahwa lebih sering hidup sebagai satwa terestrial dibandingkan sebagai satwa arboreal. Secara umum macan dahan (Neofelis nebulosa) memanfaatkan pepohonan sebagai lokasi beristirahat dan berburu. Pola cara hidup tersebut bervariasi menurut perbedaan habitat dan wilayah hidup macan dahan (Chiang 2007).

Secara umum macan dahan (Neofelis nebulosa) yang merupakan keluarga felidae sebagai satwa yang bersifat teritorial karena satwa mempunyai kecenderungan menguasai suatu wilayah sebagai habitatnya dan akan berupaya untuk mempertahankan wilayah tersebut. Wilayah teritori tersebut terbentuk dengan tujuan supaya tidak ada individu lain yang memperoleh akses dalam memanfaatkan daya dukung yang berada di habitat sebagai wilayah teritori individu tertentu. Oleh karena itu, Neofelis diardi menggunakan beberapa kebiasaan untuk menandakan wilayah teritori melalui penandaan urin dan kebiasaan melintasi jalur penebangan secara berulang (Hancock 2012).

 

Pakan

Macan dahan (Neofelis diardi) mempunyai mangsa yang relatif bervariasi karena dapat memangsa vertebarata terestrial maupun arboreal. Jenis mangsa yang umumnya sebagai pakan Neofelis diardi antara lain rusa sambar (Cervus uniqolor), kijang beserta pelanduk atau kancil, musang, berbagai jenis primata, burung, landak, dan ikan. Menurut Harnock (2012), pakan Neofelis diardi yang berasal dari bangsa primata seperti bekantan (Nasalis larvatus) akan dimangsa secara spesifik, yaitu dengan mencari individu berusia muda (juvenile) dan anakan (infant). Sedangkan menurut Feng and Jutzeler (2010), secara umum pakan macan dahan (Neofelis nebulosa) sebagian besar adalah bangsa primata yang meliputi beruk “pig-tailed macaques”, kukang “slow loris”, owa “gibbons”, monyet daun kelabu “grey leaf monkey”, akan tetapi spesies tersebut juga memangsa musang “palm civets”, burung “pheasants”, bajing atau tupai, ikan yang berukuran sama dengan landak, kijang, “argus”, rusa sambar, “mouse deer”, Sus scrofa “wild boar”, “bearded pigs”, anjing, hingga unggas, namun macan dahan tidak memakan bangkai. Macan dahan mampu menyimpan makanan yang berlebih seperti yang pernah tercatat yakni kambing domestik yang disimpan macan dahan pada cabang pohon dengan ketinggian 4 m (Chiang 2007).

 

Sistem komunikasi

Neofelis diardi merupakan satwa teritorial sehingga tampak menggunakan jalur penebangan (logging) yang terbuka serta berulang kali menyeberangi jalur tersebut sebagai penanda batasnya. Selain itu, satwa tersebut juga membatasi daerah teritorinya mengunakan urin.

Macan dahan mempunyai sistem komunikasi antar individu yang berbeda. Beberapa komunikasi yang dilakukan melalui sistem vokalisasi dan penandaan (marking). Sistem marking ini terdiri dari penandaan menggunakan gesekan pipi (cheek marking), urin (urine marking), dan cakar (claw marking). Cheek marking dilakukan ketika macan dahan menggosokkan kepala ataupun pipi terhadap suatu benda yang terlihat oleh spesies tersebut. Marking urin dilakukan dengan cara menyemprotkan urin pada tanah ataupun sebuah benda. Perilaku marking menggunakan urin sering disertai dengan kikisan berbentuk substrat yang dilakukan dengan kaki belakang. Umumnya kikisan tersebut berupa substrat gundukan tanah. Berdasarkan urin, pejantan mampu mengenali indikator betina yang reproduktif. Kemudian claw marking yang dilakukan dengan membuat goresan pada sebuah objek. Objek yang biasa digunakan adalah kayu. Goresan yang dibuat berada tepat pada posisi depan kayu. Tidak hanya membuat goresan, namun kucing umumnya mempunyai kelenjar pada cakarnya yang ditinggalkan sebagai perangsang indra penciuman individu lain.

 

Wilayah Jelajah

Bukti informasi mengenai wilayah jelajah spesies tersebut sangat terbatas. Menurut Harnock (2012), pernah tercatat seekor pejantan Neofelis diardi mempunyai wilayah seluas 45 km2. Akan tetapi, spesies tersebut mampu mempunyai wilayah jelajah yang jauh lebih besar. Spesies tersebut diindikasikan mempunyai wilayah jelajah sepanjang 112 km2 pada daerah persebaran yang diperkirakan memiliki kepadatan populasi yang rendah.

 

Perburuan

Neofelis diardi merupakan satwa predator berukuran besar sehingga sangat sedikit satwa yang menjadikannya mangsa. Satwa yang memungkinkan menjadikan Neofelis diardi sebagai mangsa adalah harimau di Sumatra. Akan tetapi, pernyataan ini belum dapat diyakini karena Neofelis diardi mampu hidup di kanopi tajuk sepanjang hari untuk menghindari harimau. Oleh karena itu, Neofelis diardi mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam melakukan penyamaran supaya dapat mengurangi risiko terburu. Neofelis diardi diburu oleh manusia secara illegal karena manusia membutuhkan kulit dan bagian tubuh Neofelis diardi yang biasa digunakan dalam pengobatan secara tradisional.

 

Reproduksi

Neofelis diardi mempunyai sistem perkawinan monogami musiman. Perilaku reproduksi Neofelis diardi hanya diketahui berdasarkan observasi pada individu yang berada di penangkaran. Kebanyakan perkawinan mengalami kegagalan karena adanya perilaku aggression (penyerangan) antara pasangan. Kadangkala menyebabkan kematian pada pejantan. Apabila dipasangkan dengan individu yang berumur muda, maka akan menghasilkan keberhasilan perkawinan yang lebih baik. Kematangan seksual Neofelis diardi pada saat mencapai umur 2 tahun. Perkawinan Neofelis diardi dapat terjadi pada bulan apapun dalam setiap tahunnya namun, terdapat waktu puncak yang kadang terjadi yaitu pada rentang bulan December – Maret. Masa kehamilan Neofelis diardi berlangsung selama 85 – 95 hari yang mampu menghasilkan anak 1 – 5 anak dengan rataan 2 anak dalam sekali kelahirannya. Kemudian anak hanya akan bergantung kepada induk selama 10 bulan. Betina mampu melahirkan anak dalam tiap tahun. Neofelis diardi melakukan perkawinan sekali dalam setahun.

Comments

Popular Posts